Bold97.cf -
“Abisnya dia baik sama aku. Kasian
kalo ditolak.”
Begitu kata salah seorang temen
cewek gue, sebut saja Bella. Dia baru jadian sama pacarnya, yang sudah bersikap
baik banget sama dia selama pedekate.
Cowoknya Bella, sebut saja Edward,
sebenernya bukan tipe cowok yang diidam-idamkan Bella. Edward itu orangnya
pendiem, culun, nggak ngetop di lingkungan kampus. Pokoknya bukan tipe Bella
banget. Namun kenapa Bella mau sama Edward? Dia bilang seperti kalimat pertama
dalam postingan ini.
Kayaknya fenomena
penerimaan-cinta-karena-kasian ini udah banyak ya terjadi di sekitar kita.
Kembali lagi ke budaya Indonesia yang sebenernya paling bikin makan hati. Iya,
budaya ‘gak enakan’.
Ketika kamu melakukan sesuatu karena
gak enak, justru sebenernya kamu sudah melipat-gandakan kegak-enakan itu. Kamu
bikin dirimu sendiri nggak enak karena melakukannya dengan kepaksa, dan dia gak
akan enak karena sedang dibohongi, apalagi kalo sampe ketahuan.
Emang budaya gak enakan ini ada
baiknya, jadi kita punya rasa kasian atau prihatin sama orang. Tapi, bilang
“iya” ke orang lain itu gak selamanya baik. Dengan bilang “iya”, orang yang
diiyakan pasti akan bergantung sama kamu dan berharap lebih, belum lagi makan
hati karena apa yang kamu iyakan nggak sesuai dengan intuisi. Malah, kalau
dibayangkan dalam jangka lama, masalah ini bisa rumit.
Cara mengatasinya sebenernya
sederhana: lakuin karena sesuai sama hati kamu dan berani bilang “nggak”.
Jadi, semakin berani kamu bilang
“nggak” [tentunya pada kondisi yang tepat], semakin kecil kemungkinan kamu
makan hati.

No comments:
Post a Comment